Kamis, 14 September 2023

Puisi Kehidupan

SUDUT HITAM
(Anonim)

Menyusuri lorong kehidupan
Hanya ada kesunyian
Tak ada yang tahu aku kesakitan

Jalanku lunglai
Lorongku diterpa badai
Langitku rinai

Ingin berteriak
Melegakan hati yang penuh sesak
Aku malah terisak

Penelusuran ini tak berujung
Langit semakin mendung
Tak lama akan datang lembayung

Rumah bagai istana
Kini sudah tak berwarna
Hitam putih yang tersisa

Ibu, ayahh
Aku lelah
Aku lemah

Adakah lorong untukku kembali?
Pada masa dimana hanya ada harsa di hati
Kehidupan bagai pelangi

Ibu, ayahh
Bisakah kita berdamai pada diri?
Aku selalu berteriak dalam hati
Dan selalu menyalahkan diri

Ibu, ayahh
Aku tertatih dalam berdiri
Tak inginkah membantu diri ini?
Kenapa hanya sibuk berselisih?

Aku menghadapnya
Aku tersenyum padanya
Begitupun ia sebaliknya

Aku menguatkannya
Lalu tertawa bersama
Aku, dan angan bahagia.

Sabtu, 16 April 2022

PROMISE(Cerita Bersambung)

PROMISE

Prolog - Radella Anastasha

Malam yang sunyi di balkon sebuah rumah mewah. Seorang gadis sedang menikmati indahnya angkasa dan dinginnya malam.

Dengan ditemani segelas es teh manis, membuat seorang gadis itu semakin menggigil. Namun, dia tak menghiraukannya. Entah apa yang dia rasakan, tetapi sorot matanya selalu menggambarkan bagaimana keadaan hatinya. Namun, ia sangat pandai menyembunyikannya dari orang-orang disekitarnya.

Siapa lagi kalau bukan Radella Anastasha. Seorang gadis cantik, dengan postur tubuh yang ideal, lesung di kedua pipinya, kulit putih, rambut hitam pekat yang terurai menutupi punggungnya.

Siapa lelaki yang tak menyukai gadis seperti itu. Namun, Radel tidak pernah menghiraukan semua lelaki yang mendekatinya. Karena sampai saat ini dia masih menunggu seseorang.

"Kapan kamu menepati janji kamu?" lirih gadis cantik itu.

"Apa aku sebodoh ini tetap menunggumu menepati janji mu?" Lanjutnya.

Tanpa pamit, air matanya menetes begitu saja membasahi pipinya. Radel semakin larut dalam isaknya. Dia mengambil handphone nya dan memutar sebuah lagu. Lagu yang dulu pernah seseorang nyanyikan untuk nya.

Pazto band-Aku Pasti Kembali

Aku hanya pergi tuk sementara

Bukan tuk meninggalkanmu selamanya

Aku pasti kan kembali pada dirimu

Tapi kau jangan nakal

Aku pasti kembali

...

"Kapan kamu kembali?" gumam Radel dalam isaknya. 

Radel semakin larut dalam kesunyian malam. Dia sangat menikmati malam ini, malam yang sunyi tanpa kehadiran kedua orangtuanya-lagi.

Orangtuanya memang jarang dirumah, sibuk mencari uang. Radel memang merasa kurangnya kasih sayang. Tapi dia harus tetap berfikir positif tentang kedua orangtuanya.

Angin malam menerpa wajahnya, dingin menusuk langsung ke tulang. Setelah dia merasa kantuk sudah menyerangnya, dia bergegas mengambil gelas itu dan membawanya masuk ke dalam.

Radel merebahkan tubuh di kasur yang empuk itu. Tak lama gadis itu memejamkan matanya.

------

Cerita ditulis berdasarkan khayal si penulis. Dan sebagian dari pengalaman pribadi wkwk.

Semoga cerita ini bisa menghibur kalian semua yaaa.... 

Mohon kritik dan saran, untuk hal yang lebih baik kedepannyaa...

Salam Literasi Guys!


__________________________________


PROMISE

Part I - Awal


'Apakah ini awal dari segalanya?'

-Radella Anastasha-

《《《《》》》》


"Non! Bangun non! Sudah jam 6 lebih seprapat" teriak bi Imah sambil mengetok-ngetok pintunya.

Radel hanya menggeliat diatas kasurnya. Menarik selimut tebalnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Non! Cepatan bangun nanti telat!" Ucap bi Imah sambil mencoba membuka pintunya. Tapi, nihil. Pintunya dikunci.

"Iya biii, ini Radel udah bangun kok" jawab Radel sambil menggeliat.

Yaa, selama ini bi Imah lah yang mengurusnya. Sejak kecil hingga saat ini. Bi Imah sudah Radel anggap seperti ibunya sendiri.

"Ayo cepet mandi, udah jam 6 lewat non!" Teriak bi Imah lagi.

"Apa bi? Jam 6 lewat?! Mampus gua!" Radel baru sadar kalo dirinya bangun kesiangan.

Bi Imah hanya geleng-geleng kepala di luar kamar Radel. Ya begitulah Radel, kebiasaan buruk yang selalu ia lakukan. Radel langsung menyambar handuk dan lari kedalam kamar mandi. Tak perlu menghabiskan banyak waktu, 15 menit kemudian Radel sudah rapih menggunakan seragamnya. Tas diatas nakas langsung dia ambil dan turun kebawah.

"Bi, mama papa mana? Udah berangkat?" Ucap Radel ngos-ngosan.

"Iya non, baru aja berangkat, yaudah sini sarapan dulu" ujar bi Imah sambil membereskan bekas sarapan kedua orang tua Radel.

"Radel langsung berangkat aja deh bi, udah siang juga nanti telat gimana"

Radel pun langsung lari menemui mang Ujang supirnya. Dan langsung bergegas ke sekolah.


*di SMA HARAPAN BANGSA

Sampailah Radel di sekokahnya. Radel melirik jam tangan yang melingkar di tangannya.pukul 6.55. Hampir saja dia telat. Dia tidak mau kalau sampai pagi-pagi gini harus sudah berdiri dibawah terik matahari. Ya walaupu Radel tau kalau sinar matahari pagi itu menyehatkan. Tapi ya tetap saja panas.

Dia berjalan di koridor menuju ke kelas XII IPA 2. Radel memang tergolong siswi pandai disekolahnya. Tapi, karna sikap acuhnya pada tata tertib sekolah, tidak terlihat bahwa dia adalah seorang siswi pandai. Bahkan mungkin orang yang baru mengenalnya akan mengecap dia brandalan. 

Sesampainya di kelas dia langsung duduk di samping temannya.

"Dari mana aja lo del! Jam segini baru dateng" ketus Renata sahabatnya.

Renata Editha adalah sahabat Radel sejak SMP. Dia sangat tomboy, bahkan orang-orang menganggapnya bahwa dia tidak suka pada lelaki. Padahal Renata adalah wanita yang tak kalah cantik dengan wanita-wanita yang ada di sekolahnya.

"Elah, gua kesiangan tadi, udah ah jangan banyak bacot, ada PR kagak?" Renata langsung menoyor kepala Radel.

"Aduh!, napa sih?" Wajah Radel langsung cemberut.


"Ga usah di jelek-jelek in tuh muka, udah jelek del" ejek Renata.

"Dihh, gua sama lu aja cakepan gua kemana-mana kali" jawab Radel sambil mengibaskan rambutnya yang terurai.

"Serah lo aja deh" ketus Renata sambil memutar bola matanya jengah.

"Mana PRnya ada nggak?" Nada Radel melembut.

"Dih, jijik gua" Renata bergidik melihat tingkah Radel seperti itu.

"Tuh, makanya kalo malem tuh ngerjain tugas, jangan cuma galau doang kerjaannya" ledek Renata.

"Apaan sih lo berisik" ketus Radel yang mulai sibuk menyalin tugas sahabatnya itu.

Mereka memang selalu seperti itu, selalu meributkan hal sekecil apapun. Namun, mereka sangat setia kawan dan selalu ada satu sama lain, baik suka maupun duka.

Tak lama kemudian, seorang guru datang dengan wajah garangnya sehingga tak ada satupun siswa maupun siswi yang melawannya. Bu Siska guru fisika. Namun berbeda halnya dengan Radel dan Renata, mereka selalu saja membuat guru itu marah karena aksi mereka. Sering sekali mereka berbuat onar hingga harus dikeluarkan dari kelas.

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa guru itu.

"Pagi bu!" Jawab mereka serempak. Guru itu mulai menjelaskan materi yang sedang ia sampaikan. 

"Ehh, del lu tau gak?" Bisik Renata kepada Radel.

"Nggak" jawab Radel ketus.

"Yaiya gua belom ngomong bego" jawab Renata yang hanya dibalas cengiran oleh Radel.

"Lu tau Yoga si ketua basket itu nggak?" Tanya Renata.

Radel menoleh kearah Renata, "nggak" jawabnya dingin.

"Iiihhh Radel!" Renata semakin kesal karena sikap Radel yang dari tadi dingin kepadanya.

"Gua emang gak tau Ren" jawab Radel malas.

Dia memang tidak suka bila Renata mulai membahas cowok. Padahal Renata itu cewek tomboy, tapi kalau masalah cowok dia nomor satu. Sayangnya dia hanya menampakkannya kepada Radel.

"Dia itu Yoga Alifyan Darmawan, dia baru aja putus sama natasha" Renata mencoba memperkenalkan cowok itu kepada Radel.

"Terus urusannya sama gua apa?" Balas Radel.

"Radel! Renata!" Belum sempat Renata berbicara, suara itu sudah bergema diruang kelas mereka saat ini. Siapa lagi kalau bukan bu Siska. Semua pasang mata menatap ke arah mereka berdua.

"Sudah ngobrolnya?" Tatapan itu semakin tajam menatap mereka berdua.

"Belum bu" jawab Renata asal.

"Kalian berdua keluar dari kelas saya sekarang!" Suara bu Siska semakin meninggi.

Radel tersenyum manis, sangat manis "makasih bu".

Mereka berdua langsung keluar kelas. Semua orang hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Radel dan Renata.

"Kantin yok!" Renata menarik tangan Radel.

Mereka berlari balapan menuju kantin.

"Hahah, lelet lo!" Ejek Radel pada Renata. Renata memang tomboy, tapi dalam urusan berlari dia sangat lemah.

"Del!, tungguin napa" Renata langsung mempercepat langkahnya.

Bruukk, tiba tiba Radel sudah tersungkur di lantai.

"Duhh!, kalo jalan pake mata dong!" Omel Radel pada orang yang menabraknya tadi.

"Lo gapapa del?" Renata langsung membantu Radel berdiri.

"Jalan itu pake kaki bukan pake mata" ketus laki-laki itu. Renata menatap lelaki yang ditabrak Radel. Sedangkan Radel masih membersihkan roknya yang masih kotor.

"Ehh, Yoga! Apa kabar lo?" Sapa Renata saat ia sadar bahwa lelaki itu adalah Yoga. Ya, Yoga memang habis berlatih basket karena sebentar lagi akan ada turnamen di sekolahnya.

"Ehh, ren! Baik kok, bilangin tuh sama temen lo, kalo di kantin jangan lari-larian kaya anak kecil" ucap Yoga yang menatap sinis kearah Radel.

"Apa lo bilang? Anak kecil?! Lo nya aja yang jalan gak pake mata" jawab Radel kesal.

"Udah del, yuk ah ribut mulu lo! Yaudah yog, maaf ya" ucap Renata yang langsung menarik tangan Radel ke meja yang paling pojok.

"Apaan sih tuh cowok resek banget dah" ketus Radel.

"Marah-marah terus cepet tua lo!" Ledek Renata sambil menahan tawanya. Radel lucu kalau sedang marah seperti ini.

"Huh lu mah sama aja" Radel semakin dibuat kesal oleh Renata.

"Yaudah lu mau pesen apa cepet" tanya Renata kepada Radel.

Di lain tempat,

"Ehh bro! Kenapa lo dateng-dateng muka kusut kek gitu?" Tanya Rangga kepada Yoga.

"Tadi ada cewek nabrak gua" jawab Yoga ketus.

"Dihh, yang nabrak siapa tapi marahnya ke siapa" timpal Reyhan.

"Lo beneran putus sama Natasha Yog?" Tanya Rangga serius.

"Hem" Yoga hanya membalas dengan deheman.

"Gila lo cewek secantik dia lu putusin, tadinya buat gua aja" balas Rangga.

"Lo itu gabisa liat cewek cakep jomblo ya Ngga" timpal Reyhan.

"Btw ko bisa putus?" Rangga kalo udah kepo pasti kaya wartawan, nanya mulu.

"Selingkuh" singkat Yoga.

"Whaatt? Seorang Yoga diselingkuhin?" Tanya Reyhan kaget. Disambung tawa Rangga yang menggelegar.

"Tai lo berdua" ketus Yoga.

"Lagian cowok se perfect lo aja diselingkuhin, apalagi gua coba" jawab Rangga. Yoga hanya tersenyum miring kepada kedua sahabatnya.

"Udah yuk ah udah mau bel, ke kelas yok" ajak Reyhan kepada Yoga dan Rangga.

"Tumben lo han rajin" ledek Yoga.

"Kali-kali elah" jawab Reyhan yang disambut tawa ringan kedua sahabatnya.

Teeet teeet 

"Yuk ah, ke kelas" ajak Radel pada Renata yang asik nyeruput minumannya.

"Elah, bentar nih tanggung" Renata segera menghabiskan makanannya, Radel hanya geleng-geleng melihat sahabatnya.

"Yuk, udah abis nih" Renata meninggalkan Radel yang sedang sibuk dengan hp nya.

"Dihh, kok gua ditinggal sih" Radel langsung mengejar Renata yang sudah duluan.

"Lama sih lo" ucap Renata dengan tatapan masih ke depan.

"Ehh, gak ngaca lo" Renata hanya membalas dengan tawa renyahnya.

"Lu tau nggak? Yoga itu kelas XII IPA 4 kelas nya sebrangan sama kelas kita" ujar Renata.

"Waras ren? Kenapa tiba tiba lo bilang begituan, gak ada yang nanya juga" jawab Radel. Renata hanya membalas dengan cengirannya.

Ketika hendak masuk kelas, tatapan Radel bertemu dengan mata hitam legam itu, Yoga.

Kelas mereka memang berseberangan namun tak begitu jauh jaraknya. Radel langsung menundukkan kepala dan langsung masuk kelas.

'Ada apa ini? Kok jantung gua jadi marathon gini?' batin Radel.


●●●●●

Gimana ceritanya? Suka nggak? Yang suka pantengin terus ya😁

Jangan lupa Comment guys!!😊

Yuk kenalan lebih dekat sama author nya!

Follow Ig : dias.auliyaaa



Puisi Sedih Tentang Harapan

Dimana Bahagiaku?

(Anonim)


Harapan...

Melebur kedalam hati kala renungan

Membawaku kepada angan-angan tak tersampaikan

Membuat gaduh hati dan pikiran


Lelah...

Ketika sayap mulai melemah

Saat harap selalu patah

Berkeping jatuh ke tanah


Bahagia...

Pantaskah aku bahagia?

Bolehkah aku bertemu dengannya?

Apakah bahagia hanya menunggu masa?


Saat sayapku patah

Harapku jatuh ketanah

Bahagiaku t'lah punah

Berkenankah puan memberiku arah?


Katanya rumahku istanaku

Apakah dalam istana ada bahagiaku?

Ku pandang seluruh penjuru

Adakah terang untukku?


Lelah...

Ketika sayap mulai melemah

Saat harap selalu patah

Berkeping jatuh ke tanah


Keluarga...

Hanya cerita dongeng yang selalu ku rindu

Ayah ibu…

Masihkah ada hangat untukku?

Bisakah kalian wujudkan pintaku?

Hanya satu…

Jangan patahkan sayapku


Teman...

Anggaplah aku sebagai teman

Bukan tempat menampung kesedihan

Aku pun butuh kebahagiaan


Masihkah ada harap untukku?

Masihkah ada bahagia untukku?

Masihkah ada hidup untukku?

Dan masihkah ada arah untuk ku tuju?


Harapan...

Kembali terungkapkan

Berharap datang kebahagiaan

Tapi ku mohon, jangan patahkan....

Puisi Kehidupan

SUDUT HITAM (Anonim) Menyusuri lorong kehidupan Hanya ada kesunyian Tak ada yang tahu aku kesakitan Jalanku lunglai Lorongku diterpa badai L...

PROMISE(Cerita Bersambung)